Artikel ini akan membahas secara umum sekilas tentang cara kerja mesin noken as, milling dan poles yang mungkin bermanfaat bagi anda para pecinta modifikasi motor. Ini penting karena saat ini modifikasi korter, milling dan poles berkembang pesat di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan permintaan pasar yang besar.
Secara garis besar, modifikasi korter, milling dan poles menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan modifikasi bubut, di mana teknik yang digunakan dalam korter, milling dan poles juga dipergunakan pula dalam teknik bubut. Oleh karena itu, modifikasi bubut juga mencakup modifikasi korter, milling dan poles karena ketiganya merupakan turunan (derivatif) dari modifikasi bubut yang telah berkembang luas.
Pertama, kita pahami dahulu prinsip-prinsip dasar bubut. Mesin bubut adalah mesin yang bekerja untuk memotong dan merekayasa benda (logam) yang diputar. Pembubutan dilakukan dengan cara memutar obyek yang akan dibubut dan dipahat secara translasi sejajar dengan poros putar obyek tersebut. Dengan pengaturan kecepatan rotasi obyek dan kecepatan translasi pahat, maka akan menghasilkan variasi ulir dan ukuran yang berbeda-beda.
Karena teknik bubut diterapkan pada obyek yang berputar, maka pada intinya modifikasi bubut dilakukan pada bidang silinder. Seperti halnya bubut, modifikasi korter pun menerapkan teknik dan prinsip pada mesin bubut namun secara vertikal, yakni mata bor yang bekerja untuk membubut obyek bergerak dari atas ke bawah.
Teknik korter pun juga diterapkan pada bidang silinder seperti bubut konvensional, namun bukan pada permukaan luarnya, melainkan pada permukaan (dinding) dalamnya. Oleh karena itu lah, teknik korter sering juga dikenal dengan modifikasi bore up, yakni memperlebar ukuran diameter suatu silinder. Korter dilakukan untk memperbesar diameter liner silinder setelah dilakukan pengukuran diameter piston oversize yang hendak diaplikasikan. Sebelum melakukan korter, perlu juga dihitung clearance (celah antara piston dan dinding liner) yang tepat agar pergerakan piston tidak terlalu longgar dan tidak terlalu serat.
Pada modifikasi milling, prinsip dan teknik bubut diterapkan secara horizontal layaknya bubut konvensional, namun tujuan dari milling bukan lah untuk mendapatkan ulir, namun melubangi suatu obyek sesuai ukuran tertentu. Proses milling biasanya dipergunakan pada modifikasi silinder blok mesin 2 tak untuk membuat lubang inlet dan outlet yang dibutuhkan untuk mengalirkan bahan bakar dan udara ke ruang bakar dan gas sisa pembakaran. Biasanya, bengkel korter selain memiliki mesin korter juga memiliki mesin milling karena memang keduanya memiliki keterkaitan yang erat.
Ketika modifikasi korter atau milling telah dilakukan, maka langkah terakhir yang harus dilakukan adalah pemolesan (polishing) menggunakan mesin poles. Dalam pengoperasiannya, mesin poles menggunakan prinsip yang mirip dengan mesin korter, namun mata bor yang dipakai pada mesin korter digantikan perannya oleh amplas karena memang pada tahap ini pemolesan hanya bertujuan untuk memperhalus hasil korter yang masih kasar.
Mesin poles akan memoles secara vertikal naik turun secara berangsur-angsur untuk menghasilkan permukaan dinding liner silinder yang halus seperti dinding liner silinder standar pabrikan. Tingkat kehalusan pada tahap finishing touch ini sangat krusial karena turut mempengaruhi pergerakan piston di kemudian hari ketika mesin siap dinyalakan.