KursusKorter.Com – Tidak sedikit bengkel yang menyepelekan ukuran saat mengoprek motor. Kebanyakan memainkan feeling nya saja. Memang terkadang sesuai perasaan hasilnya bisa benar. Tetapi, pastinya itu tidak akurat dan membuat hasil dari kerja kita menjadi tidak maksimal. Apalagi kalau ada komplinan dari pelanggan, bukannya menjadi intung tetapi bisa menjadi buntung. Bengkel akan kehilangan pelanggan dan omset akan ikut hilang.
Tak mau seperti ini kan? Untuk itu Admin kali ini akan membahas dengan tema “Ukuran Yang Harus Dikuasai Oleh Peserta Kursus Korter”. Mari simak sampai habis !
Waspada hal-hal kecil itu perlu dan harus dilakukan sedini mungkin. Seperti halnya ilmu, sebelum mendapatkan sepenuhnya harus mengetahui hal dasar dulu. Mungkin terlihat sepele tetapi hal ini jika terjadi kesalahan sedikit saja bisa menjadi sangat fatal pada hasil yang dikerjakan.
Kursus Korter menyadari hal ini semua. Untuk itu setiap peserta yang baru datang akan diajarkan ilmu ukur mengukur terlebih dahulu. Dari mengenal alat ukurnya dari jangka sorong, dial bore gauge, mikrometer dan alat ukur lainnya.
Setelah mengerti dengan alat ukurnya dan cara kerjanya seperti apa? Peserta akan mempraktekannya ke piston atau ke blok motor. Mencatat semua ukuran yang tepat untuk semua jenis blok motor. Jika ketepatan pengukuran sudah tepat, baru akan diajarkan cara menggunakan mesin-mesin pendukung proses korter.
Misalnya seperti mesin korter tipe T807A, mesin poles modifikasi, mesin milling, mesin bubut, mesin tuner dan lainnya sesuai kebutuhan proses korter. Setelah paham, maka peserta akan disuruh praktek sesuai dengan arahan dari sang instruktur. Nah, dalam proses penggunaan mesin ini nantinya juga akan menggunakan alat ukur juga.Lalu bagaimana dengan bengkel Agan atau bengkel langganan Agan semua??
Sudahkah menerapkan ukuran dalam proses korternya ?
Jangan-jangan belum menerapkan dan hanya dengan ilmu kira-kira saja. Tentu ini akan sangat berbahaya dampaknya bagi motor yang memakai hasil korteran.
Selain tidak pas, tentu juga akan menimbulkan kerusakan lainnya pada motor. Agan akan keluar biaya lagi dan akan tambah rugi. Ini adalah dampak negatif untuk si pengguna motor. Jangan salah, untuk si empunya bengkel pasti juga akan kena imbasnya. Kalau hasil korteran banyak yang komplain tentu saja bengkel akan mengalami kerugian. Pelanggan akan kapok untuk kembali menggunakan jasa bengkel dan tentunya omset akan turun alias bengkel sepi.
Tidak mau seperti itu kan? Yuk segera upgrade ilmu Agan dengan yang pasti-pasti seperti di www.kursuskorter.com.