Busi : Benda Kecil Yang Memiliki Pengaruh Besar Pada Proses Pembakaran di Dalam Mesin Motor

Kali ini, kita akan membahas tentang busi: benda kecil yang memiliki pengaruh besar pada proses pembakaran di dalam mesin motor karena mungkin sebenarnya sudah banyak orang yang familiar dengan komponen motor yang kecil ini namun belum memahami dengan benar fungsi dan pengaruhnya bagi performa mesin motor.
Apa itu busi?
Secara etimologis, busi berasal dari bahasa Belanda, bougie yang sudah dikenal sejak abad ke-19 sebagai komponen yang digunakan untuk memercikkan api untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi oleh piston di dalam ruang pembakaran pada mesin tipe pembakaran dalam.
Beberapa bagian dari busi yang lazim dijumpai yakni:
1. Terminal. Bagian puncak busi ini berfungsi untuk menghubungkan busa dengan sistem ignition pada koil. Umumnya, bentuk konektor berupa plug namun ada juga yang menggunakan tipe terminal kabel.
2. Insulator. Berfungsi untuk menopang inti elektroda di tengah-tengah dan sebagai isolator terhadap arus tegangan tinggi yang mengalir di inti elektroda.
3. Ribs. Ribs ini berbentuk lekukan-lekukan dengan maksud untuk memperpanjang jarak antara inti elektroda denga nground sehingga hambatan antara inti dan ground menjadi lebih besar. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi lompatan tegangan dari inti ke ground sekitar.
4. Insulator tip. Terletak di ujung insulator yang berhubungan langsung dengan ruang bakar sehingga bahan insulator tip harus memiliki ketahanan terhadap panas hingga 650 derajat Celcius dan bisa menahan tegangan sebesar 6.000 volt.
5. Seal. Bagian ini berfungsi untuk mencegah bocornya kompresi ruang bakar pada celah drat busi.
6. Metal case. Umumnya terbuat dari besi karena sebagai konduktor yang baik untuk menghantarkan panas dari busi keluar. Selain itu, bagian ini juga berperan sebagai ground.
7. Center electrode. Inti elektroda dihubungkan dengan terminal busi melalui internal hub yang dibungkus oleh selubung keramik insulator. Ujungnya tebuat dari kombinasi tembaga, besi, nikel, chromium, dan lain-lain.
8. Elektroda samping (ground). Merupakan bagian ujung busi yang bersentuhan langsung dengan body atau ground sepeda motor sehingga bagian ini menjadi destinasi terakhir api koil. Elektron akan beralih dari elektroda inti ke ground terdekat.

Bagian-bagian busi motor.
Bagian-bagian busi motor.

Cara kerja busi
Busi bekerja ketika menerima tegangan ribuan volt dari koil pengapian motor (ignition coil), di mana koil mampu memberikan tegangan sebesar itu karena mendapatkan suplai dari CDI (Capacitor Discharge Ignition). Tegangan listrik dari koil membentuk perbedaan tegangan pada center electode dan elektroda samping.
Perbedaan tegangan antara elektroda tengah dan samping ini mencapai puncaknya sehingga melebihi kekuatan dieletrik gas yang terdapat di antara dua elektroda tersebut. Pada akhirnya, perbedaan tegangan ini menyebabkan perubahan struktur gas yang semula bersifat insulator menjadi konduktor.
Elektron kemudian dapat bebas bergerak menuju ruang bakar, bertemu dengan campuran bahan bakar dan udara yang telah mengalami kompresi akibat dorongan dari piston. Suhu di dalam ruang bakar pun meningkat tajam hingga sekitar 2.500 derajat Celcius. Peningkatan suhu yang drastis ini membuat gas memuai dengan cepat dan akhirnya terjadilah letupan, atau bunga api (spark) sehingga proses pembakaran bahan bakar dapat dimulai.
Karena busi memegang peran kunci dalam proses pembakaran mesin berbahan bakar bensin, maka tanpa busi mesin tidak akan menyala. Namun, berbeda halnya dengan mesin diesel, yang bekerja dengan prinsip kompresi tinggi hingga menghasilkan api sendiri sehingga tidak memerlukan busi.
Pengaruh busi terhadap proses pembakaran mesin
Pengaruh busi terhadap proses pembakaran mesin sangat besar karena besar kecilnya percikan api yang dihasilkan busi akan mempengaruhi kualitas pembakaran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Semakin stabil dan besar percikan yang dihasilkan oleh busi, maka pembakaran menjadi optimal dan efisien karena tidak ada bahan bakar yang terbuang percuma tanpa terbakar.
Dikarenakan mesin motor memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan spesifikasinya, kompresi ruang bakarnya, settingan karburatornya, besarnya kapasitas silinder, dan lain sebagainya, maka dibuatlah berbagai macam busi yang memiliki karakteristik berbeda pula sesuai dengan spesifikasi mesin motor. Beberapa jenis busi berdasarkan bahan elektoda dan ukuran center electrode di antaranya:
1. Busi standar. Biasanya dibuat oleh pabrikan motor untuk pemakaian standar harian sesuai spesfikasi motor. Bahan ujung elektroda umumnya terbuat dari nikel, memiliki diameter elektroda tengah 2,5 mm. Usia pemakaiannya rata-rata hingga 20 ribu km.
2. Busi platinum. Menjadi favorit para pecinta touring karena cenderung lebih tahan panas dalam waktu lama sebab ujung elektroda dibuat dari nikel sedangkan elektroda tengahnya brejenis platinum. Diameternya eskitar 0,6 mm – 0,8 mm dengan tingkat durabilitas sekitar 30 ribu km.
3. Busi iridium. Seperti busi sebelumnya, ujung elektroda dibuat dari nikel, namun center electrode menggunakan iridium alloy yang jauh lebih tahan panas sehingga cocok bagi mesin-mesin berkapasitas besar. Umurnya bisa sampai 70 ribu km.
4. Busi racing. Sesuai namanya, busi ini dirancang agar mampu bertahan dalam kompresi dan suhu mesin yang tinggi, tahan ketika gas ditarik penuh, dan beradaptasi dengan baik ketika terjadi perubahan kecepatan drastis pada motor. Diameter elektroda tengah lebih kecil dibandingkan jenis busi lainnya, bahkan ada yang berbentuk seperti jarum. Karena bekerja pada rpm dan temperatur yang tinggi, busi ini cuma dapat bekerja dengan baik selama 20-30 ribu km.

#BAGIKAN

Leave a Reply