Kenapa modifikasi korter mesin motor tidak boleh dilakukan oleh mekanik biasa yang tidak terlatih? Ini jawabannya

Artikel ini akan memberikan alasan kenapa modifikasi korter mesin motor tidak boleh dilakukan oleh mekanik biasa yang tidak terlatih? Ini jawabannya. Pertama, modifikasi korter mesin bukan lah modifikasi sembarangan yang cuma mengubah aksesoris motor atau membongkar pasang bagian motor yang sifatnya plug and play. Ibaratnya, korter mesin adalah “pembedahan” pada jantung mesin. Jika tidak dilakukan dengan teliti dan seksama, tentu akibatnya sangat fatal, seperti pada manusia ketika mengalami gagal jantung, maka motor pun juga dapat mengalaminya jika modifikasi korter mesin yang dilakukan buruk kualitasnya.

proses bubut mesin motor
Kursus korter yang kami selenggarakan bertujuan untuk menyiapkan calon mekanik korter yang terlatih, handal dan siap kerja

 

Separah itu kah? Mungkin bisa lebih parah! Korter mesin menyangkut dapur pacu pada mesin sepeda motor, di mana perbaikan atau ubahan dilakukan dengan cara mengganti ukuran diameter liner silinder dan piston. Penggantian itu dilakukan karena liner silinder yang lama telah mengalami trauma luka yang parah, atau piston telah aus atau gosong.

Untuk mengadopsi piston baru, yang tentunya memiliki ukuran lebih besar dari piston sebelumnya (mengalami oversize), maka diameter liner silinder pun harus dibubut untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Proses bubut dinding liner ini lah yang disebut dengan modifikasi korter pada blok mesin. Metode yang dilakukan yakni pertama-tama melakukan pengukuran yang cermat pada piston baru dengan menggunakan alat ukur mikrometer, lalu mulai mengukur diameter liner silinder dengan menggunakan dial gauge, baru kemudian menentukan berapa tebal dinding liner silinder yang harus dikikis.

Proses pengikisan menggunakan mata bor cakra yang bergerak secara vertikal dari atas ke bawah selama beberapa kali untuk menghasilkan irisan yang lembut. Sebelumnya, harus dipertimbangkan dahulu clearance (jarak celah antara piston dan dinding liner silinder), dan tebal dinding yang akan diperhalus dengan mesin poles karena dua hal tersebut mempengaruhi ukuran irisan yang diterapkan dengan menggunakan mesin korter pada tahap awal ini.

Nah, jika mekanik yang mengerjakan korter tidak memahami prinsip-prinsip seperti di atas, ia bisa saja dengan gegabah melakukan korter mesin tanpa memperhatikan berapa millimeter yang harus dia sisakan untuk melakukan penyelesaikan akhir dengan teknik poles, dan clearance yang tepat seperti spesifikasi mesin yang diinginkan oleh konsumennya: apakah untuk pemakaian harian, drag, atau race. Belum lagi ketika memasuki tahap akhir yang juga sangat vital, yakni pemolesan.

Teknik poles yang dimiliki seorang mekanik korter harus mumpuni agar output garapannya terlihat halus, tak meninggalkan guratan-guratan apa pun yang nantinya dapat melukai piston saat sudah terpasang di motor. Hasil garapan korter dan poles yang tidak rapi biasanya meninggalkan guratan-guratan semacam itu dan akibatnya bisa fatal, mesin rawan rontok.

Oleh karena itu lah, untuk menjadi seorang mekanik korter, diperlukan pelatihan dan jam terbang yang memadai agar keilmuan dan keterampilannya sejalan dan sesuai dengan tuntutan dunia modifikasi korter yang terkadang jauh berbeda dengan apa yang diajarkan di pendidikan formal semacam sekolah teknik.

Pelatihan terpadu yang mensinergikan antara teori dan praktek tentunya menjadi nilai lebih untuk pengembangan diri seorang mekanik korter. Mekanik korter yang terlatih dapat dihasilkan melalui program pelatihan semacam itu karena mekanik mendapatkan jam terbang yang ia butuhkan untuk menumbuhkan naluri dan ketajaman dalam pengerjaan korter mesin karena kesalahan kecil dalam hitungan nol koma millimeter saja itu dapat berarti kegagalan dalam modifikasi korter mesin.

#BAGIKAN

Leave a Reply