Pengaplikasian noken as racing pada sepeda motor dapat mendongkrak performa mesin, namun harus dicermati juga bahwa ada perbedaan antara noken as racing hasil bubutan manual dan noken as racing yang diproduksi mengunakan mesin bubut noken as.
Untuk membuat profil noken as racing, dibutuhkan analisa yang mendalam, ketepatan dalam pengukuran, dan kehalusan dalam eksekusi produk. Jika tiga hal tersebut tidak dapat dipenuhi, maka hasil akhirnya pun tidak akan memuaskan. Bahkan, dapat dikatakan gagal total walaupun cuma melenceng beberapa millimeter saja dari ukuran yang diinginkan.
Peran noken as yang sentral dalam proses pembakaran pada mesin sepeda motor 4 tak memang tak dapat dipungkiri. Walaupun tidak bersinggungan langsung dengan ruang bakar, noken as lah yang berfungsi mengatur masuknya bahan bakar dan oksigen sebagai komposisi utama untuk menghasilkan tenaga. Noken as pula lah yang bertugas untuk memberikan waktu bagi gas sisa pembakaran untuk keluar menuju saluran pembuangan.
Bagaimana cara kerja noken as mengatur masuknya bahan bakar dan keluarga gas sisa pembakaran? Yakni melalui mekanisme buka tutup klep (valve) yang dianut dalam konfigurasi mesin 4 tak. Noken as yang berputar karena tarikan dari rantai kamprat otomatis mendorong klep melalui profil tonjolannya. Ketika klep terdorong, maka klep akan terbuka sehingga bahan bakar dan udara masuk (pada klep in), dan gas sisa pembakaran keluar (pada klep out).
Pada mesin sepeda motor spek racing, diperlukan noken as racing yang mampu bekerja lebih optimal dibandingkan noken as standar bawaan motor. Oleh karena itu lah, banyak orang melakukan ubahan pada noken as, seperti memodifikasi noken as standar, atau membeli produk-produk noken as racing yang siap pakai.
Noken as racing yang bagus tentunya dapat memaksimalkan mekanisme buka tutup klep sehingga tepat jumlah bahan bakar dan udara yang masuk sesuai kebutuhan untuk menghasilkan power mesin yang besar. Selain itu, durasinya pun juga harus sesuai dengan spek yang diinginkan apakah hendak mengejar power di putaran mesin pendek atau di putaran tinggi. Dan lagi, durabilitas dari noken as racing pun juga harus dipertimbangkan agar power mesin stabil melibas lintasan dalam putaran tinggi untuk jangka waktu yang lama.
Pembuatan noken as racing dilakukan dengan cara membubut logam untuk menghasilkan profil noken as seperti yang diinginkan. Pembubutan secara manual menggunakan mesin bubut konvensional yang terdiri dari dudukan logam, alat ukur, dan gerinda. Cara pembubutan manual seperti ini memerlukan operator yang handal, teliti, dan tentu saja jam terbang yang sangat tinggi. Operator yang sangat berpengalaman dapat melakukan grinding manual berdasarkan pengukuran awal ditambah feeling yang telah dia asah seringin dengan pengalamannya.
Cara kedua yang dapat dilakukan untuk membuat noken as racing adalah dengan menggunakan mesin bubut noken as, atau yang disebut juga mesin copy noken as. Mesin bubut khusus noken as ini memiliki konfigurasi mesin yang lebih rumit daripada mesin bubut konvensional yang sederhana karena terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian noken as master dan bagian noken as copy.
Dengan menggunakan mesin bubut khusus noken as, pengerjaan grinding noken as menjadi lebih mudah karena mesin meng-copy profil dari noken as master, dan secara otomatis menggerinda logam yang hendak diprofil sesuai atau sama persis dengan master tersebut. Pengoperasiannya pun juga mudah karena tidak menuntut seorang operator yang memiliki jam terbang sangat tinggi. Tingkat presisi dari produk hasil mesin bbubut khusus noken as ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan produk noken as racing yang dibuat dengan menggunakan mesin bubut biasa.