Agar mesin motor tetap berfungsi maksimal dan performanya optimal, sebisa mungkin oli pelumas harus rutin diganti dan jangan sampai mesin mengalami kekeringan (kekurangan oli) karena hal itu dapat mempercepat ausnya komponen-komponen mesin seperti piston dan head silinder. Selain itu, perlu juga diperhatikan jenis-jenis oli pelumas berdasarkan tingkat kekentalannya maupun campuran kimianya agar sesuai dengan spesifikasi dan karakteristik motor. Namun, kadang hal itu tidak mudah karena banyak orang tidak memahami kode-kode dan angka-angka yang tertera di botol atau kemasan oli pelumas. Untuk itu, artikel berikut ini akan memberikan tips membaca kode dan angka pada botol oli untuk menentukan jenis oli yang paling cocok bagi motor anda.
Saat ini banyak beredar berbagai merk oli pelumas mesin di masyarakat dengan beragam merk dan menawarkan keunggunalan masing-masing. Apa kah merk tertentu lebih bagus daripada merk lainnya? Belum tentu, karena yang harus diperhatikan bukan lah merknya, namun angka dan kode yang tertera di botol oli. Kenapa? Karena dengan mengamati kode dan angka tersebut, kita pun tahu karakter oli pelumas mana yang sesuai dengan karakter mesin motor kita dan iklim di negara kita. Jangan hanya melihat pada brand besar tertentu tanpa mempertimbangkan tingkat kekentalan oli dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa kode dan angka pada botol oli yang dapat dibaca terlebih dahulu sebelum membeli oli pelumas:
- SAE (Society of Automotive Engineers)
Mungkin banyak orang yang menganggap bahwa SAE yang tertera di botol oli pelumas artinya adalah tingkat kekentalan oli. Walaupun tidak salah, namun SAE memiliki pengertian yang lebih dalam. SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers, sebuah lembaga yang didirikan oleh Henry Ford dan Andrew Riker untuk melakukan standarisasi di bidang otomotif, khususnya oli pelumas. SAE melakukan pengetesan terhadap semua jenis oli pelumas kendaraan dan membuat diferensiasi pelumas berdasarkan tingkat viskosivitas (kekentalannya) pada temperatur tinggi dan rendah.
Angka di belakang SAE menunjukkan tingkat kekentalan oli pelumas pada suhu tinggi maupun rendah. Beberapa kode SAE yang sering digunakan oleh oli pelumas yakni:
- SAE 20W50 yang berarti oli mampu mengubah kekentalannya sesuai temperature, yakni 20W (winter) pada suhu dingin, dan pada temperatur tinggi kekentalannya akan berubah menjadi SAE 50. Oli jenis ini masih dapat mengalir (tidak membeku) walaupun temperatur drop hingga -20 oC, dan saat suhu naik mencapai 100o C oli jenis ini masih mampu mempertahankan kekentalannya.
- SAE 15W40 yang artinya oli akan bersifat seperti SAE 15W di suhu rendah dan menjadi SAE 40 di suhu tinggi. Karakteristik oli ini adalah dapat tetap mengalir di suhu minus 25 oC, dan bertahan di level kekentalan 12,5 cSt-16,3 cSt pada suhu 100o
- SAE 10W30 yang memiliki sifat bisa tetap mengalir di suhu -30 oC, namun di suhu tinggi kekentalannya hanya berkisar antara 9,3 cSt hingga 12,5 cSt.
Lalu apa hubungan antara kode dan angka SAE oli pelumas tersebut dengan karakteristik motor? Tentu saja angka SAE tersebut sangat berpengaruh karena angka tersebut menunjukkan karakteristik kinerja oli pada suhu tinggi dan rendah. Oli yang memiliki nilai W (winter) lebih rendah cocok digunakan oleh mesin motor yang dingin dan di daerah yang dingin pula. Sedangkan motor-motor bermesin panas, berkapasitas di atas 150 cc, cocok menggunakan oli mesin yang memiliki SAE tinggi, seperti SAE 20W50.
- API (American Petroleum Institute)
API adalah lembaga independen di Amerika Serikat yang memberikan standar kualitas oli pelumas. Standar kualitas itu menyangkut karakteristik oli sesuai bahan bakar yang dipakai oleh mesin, dan generasi terbaru teknologi yang digunakan pada oli. Untuk mesin berbahan bakar bensin, kodenya adalah “S” sedangkan mesin diesel yang berbahan bakar solar menggunakan kode “C”.
Huruf kedua yang mengikuti di belakang API menandakan kebaruan/ kualitas teknologi terbaru pada oli sesuai peruntukannya untuk mesin-mesin dengan teknologi lama atau baru. Semakin mendekati huruf Z, maka oli tersebut diperuntukkan bagi motor-motor baru, sedangkan semakin mendekati huruf A maka oli tersebut digunakan pada motor-motor keluaran lama.
Jadi, misalnya API SG berarti oli pelumas tersebut diperuntukkan bagi mesin berbahan bakar bensin untuk keluaran tahun 1990-an (G). Kendaraan-kendaraan keluaran di atas tahun 2010 telah menggunakan oli jenis API SN.
Beberapa kode API oli sesuai tahun produksi kendaraan contohnya:
– SF/SG/SH: kendaraan yang diproduksi dari tahun 1980 hingga 1996
– SJ: kendaraan yang diproduksi dari tahun 1996 hingga 2001
– SL: kendaraan yang diproduksi dari tahun 2001 hingga 2004
Nah, mulai sekarang jangan sampai salah membeli oli pelumas yang seharusnya untuk mesin diesel dan untuk keluaran lama justru anda pakai di motor anda yang baru keluar dari dealer. Jelas berbeda peruntukannya.
- JASO (Japanese Automobile Standard Organization)
JASO adalah lembaga standarisasi otomotif seperti API dan SAE. Khusus untuk sepeda motor, JASO membedakan antara mesin 2 tak dan 4 tak, yakni untuk mesin 2 tak JASO melabeli oli pelumas dengan kode JASO FA, JASO FB, dan JASO FC sedangkan untuk mesin 4 tak kodenya adalah JASO MA dan JASO MB.
Selain 3 lembaga standarisasi di atas, masih terdapat ISO (International Standards Organization) yang di Eropa namun secara garis besar memiliki standar yang hampir sama dengan JASO. Itu lah beberapa tips membaca kode dan angka pada botol oli untuk menentukan jenis oli yang paling cocok bagi motor anda. Semoga bermanfaat.